Rabu, 04 Oktober 2017

REZEKI DIATUR OLEH ALLAH SWT



Allah SWT mengatur rezeki hamba-Nya.

Rezeki atau Rizki adalah segala sesuatu yang kita nikmati dalam rangka melanjutkan kehidupan kita di dunia yang lamanya sesuai dengan ketentuan Allah. Sebagai seorang muslim kita dituntut untuk senantiasa bersyukur kepada Allah pencipta alam semesta yang telah mengatur rezeki kita sesuai dengan ketentuannya.

Allah SWT berfirman :
“Engkau masukkan malam ke dalam siang dan Engkau masukkan siang ke dalam malam. Engkau keluarkan yang hidup dari yang mati, dan Engkau keluarkan yang mati dari yang hidup. Dan Engkau beri rezeki siapa yang Engkau kehendaki tanpa hisab (batas)” (QS al-‘Imran [3] : ayat 27).


Allah SWT telah menentukan rezeki yang diberikan kepada kita sebelum kita dilahirkan ke dunia. Rezeki tidaklah sebatas harta dunia saja. Ilmu yang bermanfaat adalah rezeki, kemudahan untuk beramal shalih adalah rezeki, istri yang shalihah adalah rezeki, anak-anak juga termasuk rezeki. Bahkan bagi umat Islam, rezeki yang hakiki adalah rezeki yang dapat menegakkan agama kita sehingga mengantarkan kita selamat di akherat. Inilah rezeki yang sesungguhnya, rezeki yang hanya Allah berikan kepada hamba-hamba pilihan-Nya.

Untuk memberikan rezeki kepada hambanya, Allah telah menentukan cara memperoleh rezeki dan telah mengkategorikan rezeki berdasarkan tingkatannya, mulai dari yang terendah dalam arti rezeki yang telah (dijamin) oleh Allah kepada semua makhluk-Nya hingga rezeki paling tinggi tingkatannya (rezeki untuk orang beriman dan bertaqwa).

Rezeki Tingkat Pertama (rezeki yang dijamin oleh Allah).

Allah berfirman :
Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh mahfuzh). (QS Hûd [11]: ayat 6).

Ini adalah tingkatan rezeki yang pertama, yaitu rezeki yang sudah dijamin oleh Allah untuk semua makhluk-Nya. Artinya Allah akan memberi kesehatan, makan, minum untuk seluruh makhluk hidup di dunia ini. Dari manusia bahkan hingga makhluk terkecil yang tak tampak oleh mata sekalipun. Pada tingkatan ini adalah tingkatan rezeki yang paling rendah.

Allah menegaskan tingkatan rezeki yang pertama ini dalam ayat yang lain Allah berfirman :
“Dan berapa banyak binatang yang tidak (dapat) membawa (mengurus) rezekinya sendiri. Allah-lah yang memberi rezeki kepadanya dan kepadamu dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS al-Ankabût [29] : ayat 60)

Rezeki Tingkat Kedua.

Allah akan memberi rezeki sesuai dengan apa yang dikerjakannya. Jika dia bekerja lebih lama, lebih rajin, lebih berilmu, lebih sungguh-sungguh, ia akan mendapat lebih banyak. Tidak memandang apakah dia itu muslim atau kafir.

Allah berfirman :
“Tidaklah manusia mendapat apa-apa kecuali apa yang telah dikerjakannya” (QS al-Najm [53] : ayat 39)

Banyak orang yang bertanya kenapa Allah menjadikan orang-orang non muslim itu kaya?. Coba kita lihat kembali pada diri kita masing-masing, sudahkah usaha kita melebihi mereka, sudahkah kita bekerja lebih keras dari mereka. Jika belum, rubahlah karena untuk urusan rezeqi Allah berikan sesuai apa yang telah diusahakan oleh hamba-nya.

Namun ada catatan penting dalam firman Allah SWT yang harus kita pahami, sebagai mana firman-Nya :
Kehidupan dunia dijadikan indah dalam pandangan orang-orang kafir, dan mereka memandang hina orang-orang yang beriman. Padahal orang-orang yang bertakwa itu lebih mulia daripada mereka di hari kiamat. Dan Allah memberi rezeki kepada orang-orang yang dikehendaki-Nya tanpa batas”.(QS al-Baqarah [2] : ayat 212)

Allah mengetahui apa yang kita kerjakan, Allah melihat bagaimana hamba-Nya bekerja dan berusaha. Jika kita hanya duduk santai, tak berusaha lebih keras maka jangan harap Allah akan memberi hasil yang lebih pula. Memang, urusan rezeki itu ditangan Allah, tapi apabila kita tidak berusaha meraihnya maka rezeki itu tak akan sampai pada kita.

Rezeki Tingkat Ketiga

Firman Allah SWT :
“….. Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambah (nikmat-ku), jika kamu mengingkari(nikmat-ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih” (QS Ibrahîm [14] : ayat 7)

Pada tingkatan ini, Allah akan memberi rezeki kepada orang-orang yang disayangi, yaitu kepada orang-orang yang pandai bersyukur. Mereka akan dapat merasakan kasih sayang Allah dan akan mendapat rezeki yang lebih banyak. Itulah janji Allah, orang-orang  yang pandai bersyukurlah yang dapat hidup bahagia sejahtera dan tentram, usahanya akan sangat sukses, karena Allah terus menambahkan rezekinya.

Sebesar apapun rezeki yang Allah berikan, jika kita terima dengan penuh rasa syukur maka Allah SWT akan menambahnya. Permasalahannya adalah banyak orang yang kufur atas nikmat-nikmat yang telah Allah berikan. Mereka selalu mengeluh, padahal Allah sudah berikan rezeki kepadanya. Maka selalu memohon dan berdo’a-lah agar kita digolongkan sebagai hamba yang penuh syukur.

Prihal bersyukur-pun Allah SWT menjelaskan dalam Al Qur’an :
“Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar kepada-Nya kamu menyembah”.(QS al-Baqarah [2] : ayat 172).


Rezeki Tingkat Keempat (untuk orang-orang beriman dan bertaqwa).

Allah berfirman :
“…Barang siapa yang bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangka. Dan barang-siapa yang bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan (yang dikehendaki) Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.” (QS al-Thalaq [65] : ayat 2-3)

Rezeki tingkat ini adalah tingkakan rezeki yang paling istimewa, dan tidak semua orang bisa meraihnya. Orang-orang istimewa itu adalah orang-orang yang bertaqwa kepada Allah (Muttaqun). Allah sudah menjamin dalam firmannya dalam urusan rezeki untuk orang yang taat kepada perintah-Nya.

Maka sebagai Muslim, tentu kita harus sadari betul hal ini. Meski pun Allah telah menjamin rezeki kepada semua makhluknya, namun porsi seberapa besar yang akan kita terima adalah sesuai apa yang kita usahakan. Jika kita berusaha lebih, berdoa lebih, maka hasilnya pun akan lebih pula.

Jangan mau hidup miskin, padahal Tuhan kita (Allah) Maha Kaya. Jangan pernah mau hidup kekurangan rezeki padahal rezeki Allah begitu luas. Jika ada tingkatan rezeki yang paling tinggi (rezeki untuk orang-orang bertaqwa), kenapa kita harus memilih tingkatan yang paling rendah.

Rezeki telah Ditentukan.

Allah SWT telah menentukan rezeki bagi seluruh makhluk-Nya. Kaya dan miskin, sakit dan sehat, senang dan susah, termasuk juga ilmu dan amal shalih seseorang pun telah ditentukan.

Rasulullah  bersabda :
“Sesungguhnya tiap-tiap kalian dikumpulkan penciptaannya dalam rahim ibunya selama 40 hari berupa nutfah, kemudian menjadi ‘Alaqah (segumpal darah) selama itu juga lalu menjadi Mudhghah (segumpal daging) selama itu juga, kemudian diutuslah Malaikat untuk meniupkan ruh kepadanya lalu diperintahkan untuk menuliskan 4 kata: Rezeki, Ajal, Amal dan Celaka/bahagianya. maka demi Allah yang tiada Tuhan selain-Nya, ada seseorang diantara kalian yang mengerjakan amalan ahli surga sehingga tidak ada jarak antara dirinya dan surga kecuali sehasta saja. kemudian ia didahului oleh ketetapan Allah lalu ia melakukan perbuatan ahli neraka dan ia masuk neraka. Ada diantara kalian yang mengerjakan amalan ahli neraka sehingga tidak ada lagi jarak antara dirinya dan neraka kecuali sehasta saja. kemudian ia didahului oleh ketetapan Allah lalu ia melakukan perbuatan ahli surga dan ia masuk surga.”(HR Bukhari, No. 3208 dan HR Muslim No. 2643)

Namun demikian, bukan berarti kita pasarah dan tidak berusaha mencari rezeki. Sebagian orang memiliki anggapan yang salah dalam memahami hal ini. Mereka hanya pasrah terhadap takdir tanpa melakukan usaha sama sekali. Sungguh, ini adalah kesalahan yang nyata.  Bukankah Allah juga memerintahkan kita untuk mengambil sebab dan melarang kita dari bersikap malas?. Apabila kita sudah mengambil sebab dan mendapatkan hasil yang tidak kita inginkan, maka kita tidak boleh sedih dan berputus asa, termasuk dalam mencari rezeki, karena semuanya sudah merupakan ketetapan Allah. 

Nabi Muhammad SAW bersabda :
Bersemangatlah dalam hal yang bermanfaat bagimu. Minta tolonglah pada Allah dan jangalah kamu malas!. Apabila kamu tertimpa sesuatu, janganlah kamu mengatakan:’Seaindainya aku berbuat demikian, tentu tidak akan begini atau begitu’, tetapi katakanlah: ‘Qaddarullahu wa mâ sya’a fa’ala” (HR Muslim, No. 2664).

Semoga bermanfaat, Wassalam, Misnan Siregar.
http://cm.adgrx.com/bridge?AG_SETCOOKIE&AG_PID=lotame&AG_REDIR=http%3A%2F%2Fbcp.crwdcntrl.net%2Fmap%2Fc%3D363%2Ftp%3DADGR%2Ftpid%3D__AG_UID__http://bcp.crwdcntrl.net/map/c=3825/tp=DTSC/tpid=1DE7044545663855210A111D029CAE69Tulisan terkait : 9 Langkah Percepatan Rizki : Klik disini. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar